Menyantap Seblak Mewah yang Ramah di Kantong

Destihara Suci Milenia
3 min readSep 27, 2021

--

Sumber Foto : Destihara Suci Milenia

Jika kamu penyuka cita rasa masakan yang pedas, pasti engga asing sama seblak bukan?. Seblak adalah makanan Khas Bandung yang berbahan dasar kerupuk mentah yang direndam ke dalam air panas. Kemudian dimasak dengan bahan pendamping seperti telur, sayuran, bakso, dan masih banyak lagi. Cita rasa seblak yang gurih dan pedas, serta bertekstur kenyal dijamin bikin siapapun yang mencicipinya ketagihan, khususnya para kaum hawa.

Nah, buat kamu yang pengen makan seblak tidak perlu jauh-jauh ke Bandung. Kamu bisa mendapatkan seblak dengan rasa autentik di Bu Lusy Cafe. Ini adalah usaha rumahan seorang ibu rumah tangga yang berlokasi di Jl. Moh. Kahfi 2, Jagakarsa. Meski hanya usaha rumahan dan di dalam gang, seblak yang dihadirkan disana tidak perlu diragukan lagi kelezatannya.

Sumber Foto : Destihara Suci Milenia

Disana banyak sekali varian seblak yang bisa kamu pesan. Mulai dari seblak original (terdapat topping bakso, sosis, makaroni, dan sawi hijau), lalu seblak ceker (terdapat topping bakso, sosis, makaroni, mie, telur, sawi hijau, dan ceker). Serta yang terakhir, seblak komplit yang berisi kombinasi dari seblak original dan seblak ceker. Hmm membayangkannya saja sudah bikin menelan ludah.

Jangan khawatir, kamu tidak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam untuk dapat menikmati seblak ini. Kamu bisa bawa pulang seblak original dengan harga Rp 5 ribu saja loh. Tak heran jika peminat seblak varian ini adalah anak-anak lingkungan dekat Bu Lusy. Kemudian Rp 10 ribu untuk seblak ceker, dan Rp 15 ribu buat kamu yang ingin menikmati seblak paket komplit.

Buat kamu pecinta makanan pedas boleh banget pesan level 5, karena seblak yang ditawarkan Bu Lusy Cafe ini menyediakan tingkat kepedasan dari level 1–5. Dari ketiga jenis seblak yang ditawarkan, ada satu menu yang paling menyita perhatian saya yaitu seblak ceker. Dengan level kepedasan yang saya pesan adalah level 3.

Begitu saya memesannya dan menunggu seblaknya matang, tercium sekali wangi harum tumisan bumbu dasar seblak. Terdiri dari cabai merah, cabai rawit, kencur, bawang putih, bawang merah, garam, gula, dan penyedap rasa. Bumbu yang unik membuat cita rasa seblak jadi lebih enak dan segar. Benar-benar bikin makin lapar!. Makanan yang khas sekali dengan rasa kencurnya ini pada dasarnya terdapat 2 jenis varian, yaitu seblak basah dan seblak kering.

Sumber Foto : Destihara Suci Milenia

Seblak ala Ibu empat orang anak ini termasuk ke dalam jenis seblak basah, namun dibuat dengan kuah yang kental. Seblak ceker yang terdiri dari 4 buah ceker, serta topping pelengkap seperti bakso, sosis, dan sawi hijau. Membuat tampilan seblak yang satu ini terlihat sangat padat, mewah, dan menggugah selera.

Tidak perlu lama lagi, saya langsung menyantapnya. Suapan pertama, cecapan rasa cukup pedas mendominasi mulut. Tak ketinggalan juga rasa khas dari kencur, menambah cita rasa dan aromatik. Rasa kuahnya yang gurih, kerupuk yang tidak terlalu lembek, mie yang matangnya sempurna. Berhasil membuat saya tidak berhenti untuk melahapnya. Menariknya, meski terdapat telur dan ceker, makanan khas Bandung ala usaha rumahan ini engga terasa amis dan enek. Justru bikin tambah nagih!

Dalam seblak ceker, hal utama yang perlu diperhatikan tentu cekernya. Ceker ala Bu Lusy ini sangat lembut begitu gigitan pertama. Jadi, enggak perlu ribet memisahkan daging ceker dengan tulangnya. Bahkan tak banyak juga tulang cekernya yang dapat langsung ditelan karena saking lunaknya. Hal ini tentu menjadi nilai plus, karena ceker yang masih keras tentu membuat kesulitan saat memakannya.

Bagaimana tertarik untuk mencoba? Dari pada penasaran, tak ada salahnya kamu mencoba makanan yang cocok dimakan saat musim hujan ini. Seblak ala Bu Lusy Cafe ini worth it untuk dibeli dan bisa jadi pilihan jajanan seru kamu loh!

Penulis : Destihara Suci Milenia | Politeknik Negeri Jakarta

--

--

Destihara Suci Milenia
Destihara Suci Milenia

Written by Destihara Suci Milenia

selamat membaca, jangan lupa senyum!

Responses (1)